Bismillahirrahmanirrahiim..
Assallamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Sahabat saudaraku fillah..Yang di Rahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hati dalam bahasa Arab adalah Qalb yang kemudian di indonesiakan menjadi qalbu. Qalbu adalah suatu lintasan perasaan pada diri manusia atau anggota tubuh yang abstrak dan hanya bisa dirasakan.Qalbu adalah segumpal daging yang terletak di dalam dada manusia,sebagai tempat bertarungnya pengaruh kebaikan dan kejahatan organ ini memiliki peranan yang sangat penting.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :
"Ketahuilah bahwa dalam jasad ada segumpal daging, jika ia baik maka seluruh jasad menjadi baik, tetapi jika ia rusak maka seluruh jasad akan menjadi rusak, ketahuilah segumpal daging itu adalah hati”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Bahasa Hati adalah kata-kata yang terlintas dalam perasaan yang kemudian dituangkan dalam bentuk lisan, tulisan ataupun perbuatan kita, sebagai manifestasi dari apa yang tersirat dari dasar hati kita, sehingga ditemukan berbagai “kata hati” yang agak aneh dan asing terdengar ditelinga dan terbaca oleh mata, karena bahasa hati adalah “Bahasa Rasa” yang hanya akan terbaca dengan hati dan perasaan saja.
Keinginan untuk bertaubat, keinginan untuk taat dan mengabdi kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala , keinginan untuk berbagi dengan sesama, adalah bahasa hati yang benar, yang dituntun oleh fitrah Rabbaniyah kita, dan inilah bahasa hati yang yang haq yang harus diikuti. Taat adalah bahasa hati, mungkin terlihat lewat gerak jasmani, tapi mungkin juga bertolak belakang dengan kata hati kita, hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kita yang tahu.
Sementara ada sisi lain dari hati yang berupa “rasa” dan “bisikan” syaitan yang juga dinisbatkan sebagai bahasa hati seperti rasa malas adalah bahasa hati, rasa enggan adalah bahasa hati,rasa iri adalah bahasa hati, Ingkar juga adalah bahasa hati, yang semuanya abstrak dan tidak terlihat secara kasat mata.Kita harus mengenali Bahasa hati kita agar kita selamat dari tipu muslihat syaitan yang mendompleng dalam “kata hati”, agar kita selamat penuhi hati dengan
Dzikrullah, setiap saat, setiap detik, bahkan setiap hembusan nafas kita, selalu berdzikir, sehingga syaitan tidak mempunyai ruang untuk mengisi kekosongan hati kita, InsyaAllah, ketika kita senantiasa dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, kita akan terhindar dari bisikan atau bahasa hati yang menyesatkan.
Jadi jelaslah bahwa salah satu potensi yang paling berharga yang kita miliki yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala,untuk bekal hidup sebagai seorang manusia dimuka bumi ini adalah Hati (qalbu).Segumpal daging yang dinamaka hati inilah yang membuat kita mulia atau tidak,bahagia atau sengasara.
Hati yang selalu bersih membuat hidup kita lebih bahagia tidak pernah kecewa dengan ujian,fitnah,atau iri dengki kepada orang lain,dan selalu memandang jernih setiap masalah,sehingga pasti akan tenang dalam menjalani hidup.
Sebaliknya jika orang yang tidak menjaga hati akan bermuara pada hati terkotori dan pada akhirnya selalu tidak tenang,karena hatinya dipenuhi prasangka,rasa dengi,sombong.Orang seperti ini terlihat jelas dari akhlaknya yang semakin terpuruk,sungguh sia-sia waktunya karena hanya sibuk memikirkan kekurangan orang lain semata.
Oleh karena itu seyogianya hati selalu bersih agar memancarkan kebaikan,KH.Abdullah Gymnstiar (AA GYM),mengatakan dalam tausiahnya bahwa “Hati adalah ibarat sebuah teko,dan mulut adalah sebagai bibir teko,Jika sebuah teko berisi air kopi tentunya yang keluar dari mulut teko adalah air kopi pula.
Seperti itulah gambaran hati kita,segala sesuatu dalam hati kita akan disampaikan lewat lisan. Jika hati bersih pasti pembicaraanya pun berbobot tidak sia-sia karena lisannya terjaga.Sebaliknya jika hati terkotori pastilah kata-kata tercela dan sia-sia yang keluar dari lisannya.
Demikian pula dengan wajah orang yang berhati bersih akan memancarkan dari raut muka yang berseri-seri,senyum menghiasi wajahnya,jelaslah siapapun yang bergaul dengannya akan merasa senang.Namun terkadang sering kita melihat orang wajahnya muram,tidak cerah,cemberut,karena hatinya selalu dikotori. Jadi sebenarnya penampilan luarpun dapat menjadi indikasi keadaan hati.
Betapa beruntungya lagi jika hati yang bersih dilengkapi pula dengan tubuh sehat terpelihara dan akal yang cerdas,yang selalu berusaha mengembangkan kemampuan dirinya.Dengan ketiga potensi ini,Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kesempatan kepada kita memilih, apakah akan menjadi mulia atau tidak,sukses atau tidak.
Yang terpenting adalah menjaga hati agar kian bersih,orang yang cacat atau tidak cerdas sekalipun jika ia memiliki hati yang bersih setiap orang pasti akan senang kepadanya dan ia berpeluang mulia disisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.Karena dengan hati bersih itu ia mampu bersabar dengan keadaanya,tidak membuatnya menderita.
Memang tidak mudah untuk menjaga hati ini,membutuhkan ikhtiar latihan dan kesabaran serta keistiqamahan,serta senantisa memohon pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala setiap saat,karena itu kita tidak akan mampu menata hati,melembutkan hati tanpa pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sahabat-saudaraku fillah yang di Rahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala,demikian semoga manfaat buat kita semua, Yang benar haq semua datang-Nya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,yang kurang dan khilaf mohon sangat dimaafkan ’’Akhirul qalam “Wa tawasau bi al-haq Watawa saubil shabr “.Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala . senantiasa menunjukkan kita pada sesuatu yang di Ridhai dan di Cintai-NYA....Aamiin Allahuma AAmiin.
Untaian Catatan Tausiah Oleh : Kak Abdul Haris Muenthazzar
0 komentar:
Posting Komentar