Pentingnya Dua Kalimah Syahadat
Syahadatain merupakan ruh, inti dan landasan seluruh ajaran Islam. Oleh karena itu syahadah menjadi sangat penting.
Peran Keluarga Dalam Meningkatkan Kepribadian Anak
Keluarga merupakan bagian dari sebuah masyarakat, dan kedua orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan kepribadian anak.
Manfaat Mengkonsumsi Buah-buahan
Konsumsi buah sudah diketahui sebagai pelengkap agar memenuhi menu makanan sehat, karena buah memiliki banyak nutrisi dan gizi yang diperlukan tubuh. Buah sangat bermanfaat bagi tubuh agar selalu sehat dan bugar..
Banjarnegara Gudangnya Pencak Silat!!!
Pencak silat sebagai bagian dari kebudayaan asli Indonesia berkembang sejalan dengan sejarah masyarakat Indonesia. Begitu juga dengan perkembangannya di Banjarnegara. Banjarnegara mampu mencetak pesilat-pesilat tangguh yang terbukti bisa mengharumkan nama kabupaten Banjarnegara di tingkat daerah, nasional, maupun internasional.
Selasa, 19 Juni 2012
Minggu, 10 Juni 2012
Perkembangan Budaya dan Masa Depan Indonesia
NAMA : ROKHMATUN KHASANAH
NIM : 10102241014
PRODI : PLS A/ SEM 2
Perkembangan budaya di Indonesia sejalan dengan perkembangan Iptek yang berkembang pesat saat ini. Tingkat ekonomi, pendidikan, dan sosiologi turut mempengaruhi budaya di Indonesia. Budaya Indonesia yang heterogen tentunya dapat kita bagi menjadi kelompok besar, yaitu budaya Indonesia modern dan budaya Indonesia klasik.
Budaya Indonesia Modern
Yang dinamakan kebudayaan modern Indonesia adalah kebudayaan yang berkembang pascakemerdekaan Indonesia. Proklamasi kemerdekaan Indonesia menjadi batas yang memisahkan antara kebudayaan modern dengan kebudayaan klasik. Dalam hal ini, bangsa Indonesia telah mampu memerdekaan diri dan membebaskan diri dari tekanan kekangan bangsa asing.
Dari sinilah Indonesia bisa menunjukan jati diri bangsa sebagai negara berbudaya. Sebuah bangsa yang dapat menciptakan rasa dan karsa yang sempurna.
Budaya Indonesia Klasik
Para ahli antropologi dan budayawan Indonesia sepakat pada kesimpulan bawah yang dinamakan kebudayaan klasik Indonesia adalah sebuah kebudayaan yang berkembang pada saat zaman kerajaan berjaya. Dalam kebudayaan klasik maka kita akan banyak belajar tentang kearifan lokal yang berkembang dalam suatu tempat.
Belajar tentang kerarifan lokal maka kita akan mempelajari berbagai dimensi. Dimensi tersebut mencakup kesenian, filsafat, sastra dan agama. Misalnya, kita dapat mengapresiasi sastra klasik sehingga kita dapat mencermati seperti apa kehidupan masa lalu bangsa Indonesia, dimensi agama, tarian, lukisan, nyanyian, wayang, bahkan filsafat perang pun merupakan bagian dari cipta dan karsa bangsa Indonesia di masa lalu.
Pembagian Perkembangan Kebudayaan
Kebudayaan Indonesia yang pluralis dapat dibagi perkembangannya melalui dimensi waktu, yaitu kebudayaan yang sudah terbentuk, kebudayaan yang sedang membentuk, dan kebudayaan yang akan dibentuk atau yang direncanakan.
• Kebudayaan yang sudah terbentuk
Kebudayaan yang sudah terbentuk adalah budaya Indonesia yang seluruh ilmu pengetahuannya sudah terisolasi dan sudah menjadi tradisi dari generasi-generasi sebelumnya. Budaya yang sudah terinternalisasi tersebut kemudian dijadikan pedoman hidup.
Contoh dari kebudayaan yang sudah terbentuk adalah artefak atau teks sastra kuno yang mempunyai kearifan lokal yang adiluhung. Tidak hanya itu, bentuk-bentuk candi pun merupakan sebuah kebudayaan yang sudah terbentuk.
Kebudayaan yang sudah terbentuk tidak hanya terfokus pada benda-benda peninggalan budaya. Kebiasaan masyakarat yang mempertahankan tradisi pun bisa disebut sebagai kebudayaan yang sudah terbentuk. Contohnya adalah tahlilan jika ada orang Islam yang meninggal.
Ajaran Islam tidak pernah mengajarkan konsep tahlilan. Oleh karena itu, sebagian ulama menggangap tahlilan sebagai perbuatan bidah. Namun, tahlilan merupakan warisan kebudayan klasik di Indonesia untuk mengenang dan mendoakan orang yang sudah meninggal secara berjamaah. Hal ini sudah melekat dalam adat dan kebiasaan yang tak bisa dihilangkan.
• Kebudayaan yang sedang membentuk
Kebudayaan Indonesia yang sedang membentuk adalah sebuah budaya tentang kesadaraan manusia mengenai proses asimilasi budaya. Bahwa budaya yang kita jalani sekarang secara tidak langsung, baik sadar maupun tidak, sudah saling mempengaruhi.
Sebuah peradaban tidak akan berdiri sendiri tanpa bantuan dan pengaruh budaya asing. Dia akan kokoh dan kuat berdiri ketika dia banyak belajar dari keberhasilan budaya lain. Maka bukan tidak mungkin kita sebagai bangsa berbudaya harus menerima pengaruh asing dalam budaya kita guna kemajuan budaya kita sendiri.
Hanya saja, kita harus mampu memilah-milah berbagai elemen kebudayaan asing yang cenderung hedonis dan kapitalis yang dianggap negatif karena tidak sesuai dengan kearifan lokal yang sederhana namun adiluhung.
Namun sekarang kebudayaan liberal yang terbuka benar-benar telah merangsek ke segala sendi kehidupan masyarakat kita. Oleh karena itu, dalam menjalan kebudayaan yang sedang membentuk ini kita harus mempu menolak, membatasi, atau mengambil nilai-nilai positif yang ditawarkan budaya asing.
• Kebudayaan yang akan dibentuk
Perkembangan kebudayaan yang akan dibentuk atau direncanakan adalah sebuah definisi budaya yang futuristik. Yaitu bagaimana rencana kita terhadap masa depan Indonesia. Bagaimana pun kita menginginkan bangsa Indonesia ke depan harus lebih baik. Maka budaya yang harus kita tingkatkan adalah budaya pendidikan itu hal yang utama.
Ketika tingkat pendidikan bangsa kita tinggi maka segala akan lebih baik. Karena tingkat kecerdasaan sumber daya manusialah yang akan memajukan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, perkembangan budaya Indonesia yang perlu direncanakan adalah perkembangan pendidikan.
Sumber : http://www.anneahira.com/perkembangan-budaya.htm
Analisis :
Perkembangan budaya memiliki berbagai faktor yang mempengaruhi budaya bangsa Indonesia. Dan budaya- budaya tersebut sudah ada penggologannya dimasing-masing bidang. pentingnya nilai-nilai budaya sebagai bagian integral pembangunan ekonomi. Kebudayaan mencakup masalah pertautan etika kerja, nilai-nilai kerja sama, dan nilai-nilai yang berkait dengan kesukuan, keagamaan, dan kedaerahan. Kebudayaan memberi makna hidup, termasuk perubahan-perubahan akibat dahsyatnya kekuatan ekonomi dan teknologi dari negara-negara maju.
Guna membahas kaitan kebudayaan dan pembangunan ekonomi, para ahli mengkaji “budaya nasional” sebagai bagian proses pembinaan identitas bangsa. Budaya daerah menjadi “acuan perantara” antara “budaya nasional” dan “budaya wilayah”. Budaya “ikatan primordial” melekat pada suku, agama, dan lingkaran di seluruh Tanah Air. Lalu bagaimana “mempertemukan” budaya Barat dengan budaya-budaya Indonesia sehingga terjadi “pembebasan budaya daerah dari kungkungan tradisi”.
Kebudayaan-kebudayaan itu menbentuk kesatuan yang nantinya, selain itu kebudayaan selalu menjadi tolak ukur bagi kehidupan bermasyarakat, bangsa Indonesia telah mampu memerdekaan diri dan membebaskan diri dari tekanan kekangan bangsa asing. Dari sinilah Indonesia bisa menunjukan jati diri bangsa sebagai negara berbudaya. Sebuah bangsa yang dapat menciptakan rasa dan karsa yang sempurna. Kebudayaan secara utuh sebenarnya meliputi pola pikir atau mindset suatu masyarakat (tentang segala perikehidupannya di masa lampau, masa kini dan masa depan), yang banyak terekspresikan melalui aneka-ragam dan aneka dimensi kesenian.
Memang harus diakui bahwa ancamanan globalisasi tak bisa dihindari. Ketahanan budaya ini tentu harus selalu kita artikan secara dinamis, di mana unsur-unsur kebudayaan dari luar ikut memperkokoh unsur-unsur kebudayaan lokal. Untuk itu, perlu kita kemukakan bahwa proses globalisasi, yang dikatakan dapat mempertajam “clash of civilizations”, dan – meminjam istilah Samuel Huntington – juga dapat mengakibatkan perusakan berat terhadap peradaban, kemasyarakatan dan kesadaran etnis (exacerbation of civilizational, societal and ethnic self-consciousness), tidak perlu mengakibatkan pelumpuhan yang memarginalisasi eksistensi bangsa ini, selama kita memiliki ketahanan budaya yang tangguh. Tentu globalisasi, selain harus kita waspadai, juga harus kita lihat sebagai kesempatan-kesempatan baru. Kita harus proaktif di dalamnya. Di situ kita harus “go global” dengan local specifics Indonesia, sehingga Indonesia lebih dikenal sebagai aktor tangguh dalam proses globalisasi, baik dari aspek budaya maupun dari aspek keuntungan ekonomi yang dapat diperoleh dari perkembangan kebudayaan Indonesia.
Cara Alami Menghilangkan Jerawat Pada Wajah
Jerawat merupakan salah satu masalah yang tiada habisnya, apalagi bagi anak muda yang sedang dalam masa puber, cara alami menghilangkan jerawat adalah salah satu usaha membersihkan jerawat yang paling aman karena tidak akan menimbulkan efek samping dan tentunya sangat mudah dilakukan juga tidak menghabiskan banyak biaya.
Untuk menghilangkan jerawat secara alami dengan mudah dan murah diantaranya :
- Hindari makanan seperti telur, mie instan, kacang, ayam dan cabai. -Dengan tanaman lidah buaya juga merupakan salah satu cara untuk menghilangkan jerawat yaitu dengan mengoleskan agar-agar yang ada pada tanaman lidah buaya pada wajah yang terkena jerawat. Selain itu buat juga jus dari Gel tanaman lidah buaya tadi dan minum sehari satu kali.
- Lemon juga termasuk cara alami menghilangkan jerawat. Peras buah lemon dan oleskan airnya di wajah 2 kali sehari, selain itu minum juga jus lemon 1 kali sehari.
- Dapat juga menggunakan madu dan susu, yaitu dengan mengoleskan madu dan susu pada wajah yang terkena jerawat dua kali sehari.
- Putih telur juga dapat menghilangkan jerawat, kocok sebentar putih telur lalu oleskan pada pada wajah yg berjerawat, diamkan selama 15 menit lalu basuh sampai bersih.
- Biasakan mencuci wajah minimal 2 kali sehari dengan sabun yang lembut khusus untuk wajah, karena akan membantu menghilangkan minyak di permukaan kulit kita.
- Buah tomat juga sangat ampuh untuk menghilangkan jerawat juga dapat menghilangkan komedo hitam dengan cara membelah buah tomat menjadi 2 bagian lalu usapkan ke bagian wajah yang berjerawat, diamkan selama 1 jam lalu bilas sampai bersih.
- Bawang putih yang merupakan bumbu dapur sangat manjur juga untuk menghilangkan jerawat, caranya mudah, tumbuk atau iris bawang putih lalu usapkan ke jerawat diamkan beberapa menit kemudian bilas sampai bersih.
- Tidur yang cukup dan teratur jangan dilupakan karena kulit juga butuh istirahat, saat kita tidur kulit akan beregenerasi dan membuang racun-racun yang berbahaya sehingga di kala kita bangun keesokan harinya kulit kita akan kembali segar.
Perkembangan Peserta Didik Masa Lansia
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan fisik pada masa lansia terlihat pada perubahan perubahan fisiologis yang bisa dikatakan mengalami kemunduran, perubahan perubahan biologis yang dialami pada masa lansia yang terlihat adanya kemunduran tersebut sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan dan terhadap kondisi psikologis.
Perubahan ini juga terjadi pada aspek psikologi dan sosialnya. Selain itu permasalahan mengenai kemampuan motorik juga perlu untuk dibahas secara terperinci.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan masa tua?
2. Bagaimanakah ciri-ciri dan karakteristik masa tua tersebut?
3. Apakah ada perubahan yang dialami dari segi fisiknya?
4. Bagaimanakah pengaruhnya terhadap psikologisny?
5. Apakah implikasi masa tua dalam pendidikan?
C. Tujuan Pembahasan
Memberikan pemahaman serta pengetahuan kepada mahasiswa tentang perkembangan fisik, psikologis, dan sosio-emosional secara terperinci terhadap perkembangan masa tua.
BAB II
PEMBAHASAN
A. MASA TUA
1. Pengertian masa tua (lanjut usia)
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai meninggal, yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun.
Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain.
Berikut beberapa pendapat mengenai pengertian masa tua :
- Menurut Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya.
- Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.
- Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994).
Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari Azis (1994) menjadi tiga kelompok yakni :
a) Kelompok lansia dini (55 – 64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki lansia.
b) Kelompok lansia (65 tahun ke atas).
c) Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.
Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, lanjut usia merupakan periode di mana seorang individu telah mencapai kemasakan dalam proses kehidupan, serta telah menunjukan kemunduran fungsi organ tubuh sejalan dengan waktu, tahapan ini dapat mulai dari usia 55 tahun sampai meninggal.
2. Ciri - ciri masa tua
a. Menurut Hurlock (Hurlock, 1980, h.380) terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut usia, yaitu :
• Usia lanjut merupakan periode kemunduran.
• Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas.
• Menua membutuhkan perubahan peran.
• Penyesuaian yang buruk pada lansia.
Karakteristik masa tua
Menurut Butler dan Lewis (1983) serta Aiken (1989) terdapat berbagai karakteristik lansia yang bersifat positif. Beberapa di antaranya adalah:
• keinginan untuk meninggalkan warisan;
• fungsi sebagai seseorang yang dituakan;
• kelekatan dengan objek-objek yang dikenal;
• perasaan tentang siklus kehidupan;
• kreativitas,
• rasa ingin tahu dan kejutan (surprise);
• perasaan tentang penyempurnaan atau pemenuhan kehidupan, dll.
B. PERUBAHAN FISIK PADA MASA TUA
Perkembangan fisik pada masa lansia terlihat pada perubahan perubahan fisiologis yang bisa dikatakan mengalami kemunduran, perubahan perubahan biologis yang dialami pada masa lansia yang terlihat adanya kemunduran tersebut sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan dan terhadap kondisi psikologis.
Perkembangan masa dewasa akhir atau usia lanjut, membawa penurunan fisik yang lebih besar dibandingkan dengan periode periode usia sebelumnya. Kita akan mencatat rentetan perubahan perubahan dalam penurunan fisik yang terkait dengan penuaan, dengan penekanan pentingnya perkembangan perkembangan baru dalam penelitian proses penuaan yang mencatat bahwa kekuatan tubuh perlahan lahan menurun dan hilangnya fungsi tubuh kadangkala dapat diperbaiki.
Terdapat sejumlah perubahan fisik yang terjadi pada periode lansia menurut Elida Prayitno yaitu:
• Perubahan fisik bukan lagi pertumbuhan tetapi pergantian dan perbaikan sel-sel tubuh.
• Pertumbuhan dan reproduksi sel-sel menurun.
• Penurunan Dorongan Seks.
Pada umumnya perubahan pada masa lansia meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistem organ tubuh, diantaranya sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastrointestinal, genito urinaria, endokrin dan integumen.
a. Sistem pernafasan pada lansia.
Kapasitas pernafasan pada lansia akan menurun pada usia 20 hingga 80 tahun sekalipun tanpa penyakit. Paru paru kehilangan elatisitasnya, dada menyusut, dan diafragma melemah. Meskipun begitu berita baiknya adalah bahwa orang dewasa lanjut dapat memperbaiki fungsi paru paru dengan latihan latihan memperkuat diafragma.
b. Perubahan Sistem persyarafan.
1) Cepatnya menurunkan hubungan persyarafan.
2) Lambat dalam merespon dan waktu untuk berfikir.
3) Mengecilnya syaraf panca indera.
4) Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya syaraf pencium & perasa lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.
5) Otak dan sistem syaraf. Aspek yang signifikan dari proses penuaan mungkin adalah bahwa neuron neuron itu tidak mengganti dirinya sendiri. Meskipun demikian otak dapat cepat sembuh dan memperbaiki kemampuannya, hanya kehilangan sebagian kecil dari kemampuannya untuk bisa berfungsi di masa dewasa akhir.
6) Perkembangan Sensori
Perubahan sensori fisik masa dewasa akhir melibatkan indera penglihatan,pendengaran, perasa, pembau, dan indera peraba. Pada masa dewasa akhir penurunan indera penglihatan bisa mulai dirasakan dan terjadi mulai awal masa dewasa tengah. Adaptasi terhadap gelap lebih menjadi lambat, yang berarti bahwa orang rang lanjut usia membutuhkan waktu lama untuk memulihkan kembali penglihatan mereka ketika keluar dari ruangan yang terang menuju ke tempat yang agak gelap.
c. Perubahan panca indera yang terjadi pada lansia.
Ciri – ciri perubahan pada indra masa lansia salahsatunya sekresi saliva berkurang mengakibatkan pengeringan rongga mulut. Papil-papil pada permukaan lidah mengalami atrofi sehingga terjadi penurunan sensitivitas terhadap rasa terutama rasa manis dan asin. Keadaan ini akan mempengaruhi nafsu makan, dan dengan demikian asupan gizi juga akan terpengaruh. Keadaan ini mulai pada usia 70 tahun. Perubahan indera penciuman, penglihatan dan pendengaran juga mengalami penurunan fungsi seiring dengan bertambahnya usia.
d. Perubahan cardiovaskuler pada usia lanjut.
Tidak lama berselang terjadi penurunan jumlah darah yang dipompa oleh jantung dengan seiringnya pertambahan usia sekalipun pada orang dewasa yang sehat. Bagaimanapun, kita mengetahui bahwa ketika sakit jantung tidak muncul, jumlah darah yang dipompa sama tanpa mempertimbangakan usia pada masa dewasa. Kenyataannya para ahli penuaan berpendapat bahwa jantung yang sehat dapat menjadi lebih kuat selama kita menua dengan kapasitas meningkat bukan menurun.
e. Sistem genito urinaria.
1) Ginjal, Mengecil dan nephron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %, penyaringan diglomerulo menurun sampai 50 %, fungsi tubulus berkurang akibatnya kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun proteinuria ( biasanya + 1 ) ; BUN meningkat sampai 21 mg % ; nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.
2) Vesika urinaria / kandung kemih, Otot otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekwensi BAK meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga meningkatnya retensi urin.
3) Pembesaran prostat ± 75 % dimulai oleh pria usia diatas 65 tahun.
4) Atropi vulva.
5) Vagina, Selaput menjadi kering, elastisotas jaringan menurun juga permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya lebih alkali terhadap perubahan warna.
6) Daya sexual, Frekwensi sexsual intercouse cendrung menurun tapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus.
f. Sistem endokrin / metabolik pada lansia.
1) Produksi hampir semua hormon menurun.
2) Fungsi paratiroid dan sekesinya tak berubah.
3) Pituitary, Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya ada di pembuluh darah dan berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH dan LH.
4) Menurunnya aktivitas tiriod Ù BMR turun dan menurunnya daya pertukaran zat, dll.
g. Perubahan sistem pencernaan pada usia lanjut.
1) Kehilangan gigi, Penyebab utama adanya periodontal disease yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.
2) Indera pengecap menurun, Adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir, atropi indera pengecap (± 80 %), hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap dilidah terutama rasa manis, asin, asam & pahit.
3) Esofagus melebar,dll.
h. Perubahan sistem reproduksi dan kegiatan sexual.
1) Perubahan sistem reprduksi.
a) selaput lendir vagina menurun/kering.
b) menciutnya ovarium dan uterus.
c) atropi payudara.
d) testis masih dapat memproduksi meskipun adanya penurunan secara berangsur berangsur.
e) dorongan sex menetap sampai usia diatas 70 tahun, asal kondisi kesehatan baik.
2) Kegiatan sexual.
Pada masa usia lanjut khususnya pada wanita salah satu ciri perubahannya yaitu mengalami fase menopause. Akibat berhentinya haid, berbagai organ reproduksi akan mengalami perubahan. Rahim mengalami antropi (keadaan kemunduran gizi jaringan), panjangnya menyusut, dan dindingnya menipis. Jaringan miometrium (otot rahim) menjadi sedikit dan lebih banyak mengandung jaringan fibriotik (sifat berserabut secara berlebihan). Leher rahim (serviks) menyusut tidak menonjol kedalam vagina bahkan lama-lama akan merata dengan dinding vagina, dsb.
1) Hot flushes (perasaan panas)
Adalah rasa panas yang luar biasa pada wajah dan tubuh bagian atas (seperti leher dan dada). Dengan perabaan tangan akan terasa adanya peningkatan suhu pada daerah tersebut. Gejolak panas terjadi karena jaringan-jaringan yang sensitif atau yang bergantung pada esterogen akan terpengaruh sewaktu kadar estrogen menurun. Pancaran panas diperkirakan merupakan akibat dari pengaruh hormon pada bagian otak yang bertanggung jawab untuk mengatur temperatur tubuh.
2) Keringat Berlebihan
Cara bekerjanya secara persis tidak diketahui, tetapi pancaran panas pada tubuh akibat pengaruh hormon yang mengatur termostat tubuh pada suhu yang lebih rendah. Akibatnya, suhu udara yang semula dirasakan nyaman, mendadak menjadi terlalu panas dan tubuh mulai menjadi panas serta mengeluarkan keringat untuk mendinginkan diri. Selain itu, dalam kehidupan seorang wanita, jaringan-jaringan vagina menjadi lebih tipis dan berkurang kelembabannya seiring dengan kadar estrogen yang menurun. Gejala lain yang dialami wanita adalah berkeringat dimalam hari.
3) Vagina Kering
Perubahan pada organ reproduksi, diantaranya pada daerah vagina sehingga dapat menimbulkan rasa sakit pada saat berhubungan intim. Selain itu, akibat berkurangnya estrogen menyebabkan keluhan gangguan pada epitel vagina, jaringan penunjang, dan elastisitas dinding vagina. Padahal, epitel vagina mengandung banyak reseptor estrogen yang sangat membantu mengurangi rasa sakit dalam berhubungan seksual.
4) Tidak dapat menahan air seni
Ketika usia bertambah, air seni sering tidak dapat ditahan pada saat bersin dan batuk. Hal ini akibat estrogen yang menurun sehingga salah satu dampaknya adalah inkonsitensia urin (tidak dapat mengendalikan fungsi kandung kemih). Perlu diketahui, dinding serta lapisan otot polos uretra perempuan juga mengandung banyak reseptor estrogen. Kekurangan estrogen menyebabkan terjadinya gangguan penutupan uretra dan perubahan pola aliran urin menjadi abnormal sehingga mudah terjadi infeksi pada saluran kemih bagian bawah.
5) Hilangnya jaringan penunjang
Rendahnya kadar estrogen dalam tubuh berpengaruh pada jaringan kolagen yang berfungsi sebagai jaringan penunjang pada tubuh. Hilangnya kolagen menyebabkan kulit kering dan keriput, rambut terbelah-belah, rontok, gigi mudah goyang dan gusi berdarah, sariawan, kuku rusak, serta timbulnya rasa sakit dan ngilu pada persendian.
6) Penambahan berat badan
7) Gangguan mata
8) Nyeri tulang dan sendi
i. Perubahan otot
Penurunan berat badan sebagai akibat hilangnya jaringan otot dan jaringan lemak tubuh. Presentasi lemak tubuh bertambah pada usia 40 tahun dan berkurang setelah usia 70 tahun. Penurunan Lean Body Mass ( otot, organ tubuh, tulang) dan metabolisme dalam sel-sel otot berkurang sesuai dengan usia. Penurunan kekuatan otot mengakibatkan orang sering merasa letih dan merasa lemah, daya tahan tubuh menurun karena terjadi atrofi. Berkurangnya protein tubuh akan menambah lemak tubuh. Perubahan metabolisme lemak ditandai dengan naiknya kadar kolesterol total dan trigliserida.
Ciri – ciri perubahan fisik masa usia lanjut akan berpengaruh juga pada kondisi kesehatannya, seperti berikut :
• Keadaan tubuh: Kadar lemak dalam tubuh meningkat akibat penurunan aktivitas fisik dan kurang makanan berserat. Daya motorik otot menurun membuat orang sulit bergerak. Jumlah air di dalam tubuh berkurang. Massa tulangpun menurun karena kondisi tulang mulai rapuh, sementara pertumbuhan tulang sudah berhenti.
• Pencernaan: Gangguan pada gigi dan perubahan bentuk rahang mengakibatkan sulitnya mengunyah makanan. Daya penciuman dan perasa menurun, hal ini menyebabkan turunnya selera makan yang berakibat kekurangan gizi. Menurunnya produksi asam lambung dan enzim pencernaan, mempengaruhi penyerapan vitamin dan zat-zat lain pada usus. Penurunan perkembangan lapisan otot pada usus, melemahkan dinding usus, dan menurunkan daya cerna usus. Fungsi hati yang memproses racun, seperti obat-obatan dan alkohol pun melemah.
• Kekebalan tubuh: Akibat berkurangnya kemampuan tubuh memproduksi antibodi pada masa lansia, sistim kekebalan tubuhpun menurun. Hal ini membuat lansia rentan terhadap berbagai macam penyakit.
• Jantung: Daya pompa jantung menurun karena elastisitas pembuluh arteri melemah, semua ini akibat perubahan kolagen dan elastin dalam dinding arteri.
• Pernafasan: Fungsi paru-paru menurun akibat berkurangnya elastisitas serabut otot yang mempertahankan pipa kecil dalam paru-paru tetap terbuka. Penurunan fungsi ini akan lebih berat jika orang bersangkutan memiliki kebiasaan merokok dan kurang berolahraga.
• Otak dan syaraf. Menurunnya kemampuan fungsi otak melemahkan daya ingat. Akibatnya, orang lansia suka sering lupa makan atau minum obat, yang pada akhirnya akan menimbulkan penyakit, dll.
C. PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA MASA TUA
Proses menua (aging) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan jiwa lansia. Faktor-faktor tersebut hendaklah disikapi secara bijak sehingga para lansia dapat menikmati hari tua mereka dengan bahagia. Adapun beberapa faktor yang dihadapi para lansia yang sangat mempengaruhi kesehatan jiwa mereka adalah sebagai berikut:
a. Penurunan Kondisi Fisik
b. Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual
Faktor psikologis yang menyertai lansia antara lain :
• Rasa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual pada lansia
• Sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta diperkuat oleh tradisi dan budaya.
• Kelelahan atau kebosanan karena kurang variasi dalam kehidupannya.
• Pasangan hidup telah meninggal.
• Disfungsi seksual karena perubahan hormonal atau masalah kesehatan jiwa lainnya misalnya cemas, depresi, pikun dsb.
c. Perubahan Aspek Psikososial
Pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat. Sementara fungsi psikomotorik (konatif) meliputi hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang cekatan.
Dengan adanya penurunan kedua fungsi tersebut, lansia juga mengalami perubahan aspek psikososial yang berkaitan dengan keadaan kepribadian lansia. Beberapa perubahan tersebut dapat dibedakan berdasarkan 5 tipe kepribadian lansia sebagai berikut:
1. Tipe Kepribadian Konstruktif (Construction personalitiy), biasanya tipe ini tidak banyak mengalami gejolak, tenang dan mantap sampai sangat tua.
2. Tipe Kepribadian Mandiri (Independent personality), pada tipe ini ada kecenderungan mengalami post power sindrome, apalagi jika pada masa lansia tidak diisi dengan kegiatan yang dapat memberikan otonomi pada dirinya.
3. Tipe Kepribadian Tergantung (Dependent personalitiy), pada tipe ini biasanya sangat dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan keluarga selalu harmonis maka pada masa lansia tidak bergejolak, tetapi jika pasangan hidup meninggal maka pasangan yang ditinggalkan akan menjadi merana, apalagi jika tidak segera bangkit dari kedukaannya.
4. Tipe Kepribadian Bermusuhan (Hostility personality), pada tipe ini setelah memasuki lansia tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya, banyak keinginan yang kadang-kadang tidak diperhitungkan secara seksama sehingga menyebabkan kondisi ekonominya menjadi morat-marit.
5. Tipe Kepribadian Kritik Diri (Self Hate personalitiy), pada lansia tipe ini umumnya terlihat sengsara, karena perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain atau cenderung membuat susah dirinya.
d. Perubahan yang Berkaitan Dengan Pekerjaan
Pada umumnya perubahan ini diawali ketika masa pensiun. Meskipun tujuan ideal pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua atau jaminan hari tua, namun dalam kenyataannya sering diartikan sebaliknya, karena pensiun sering diartikan sebagai kehilangan penghasilan, kedudukan, jabatan, peran, kegiatan, status dan harga diri. Reaksi setelah orang memasuki masa pensiun lebih tergantung dari model kepribadiannya.
e. Perubahan Dalam Peran Sosial di Masyarakat
Akibat berkurangnya fungsi indera pendengaran, penglihatan, gerak fisik dan sebagainya maka muncul gangguan fungsional atau bahkan kecacatan pada lansia. Misalnya badannya menjadi bungkuk, pendengaran sangat berkurang, penglihatan kabur dan sebagainya sehingga sering menimbulkan keterasingan. Hal itu sebaiknya dicegah dengan selalu mengajak mereka melakukan aktivitas, selama yang bersangkutan masih sanggup, agar tidak merasa terasing atau diasingkan.
Karena jika keterasingan terjadi akan semakin menolak untuk berkomunikasi dengan orang lain dan kdang-kadang terus muncul perilaku regresi seperti mudah menangis, mengurung diri, mengumpulkan barang-barang tak berguna serta merengek-rengek dan menangis bila ketemu orang lain sehingga perilakunya seperti anak kecil.
HUBUNGAN SOSIO-EMOSIONAL LANSIA
Keberadaan lingkungan keluarga dan sosial yang menerima lansia juga akan memberikan kontribusi positif bagi perkembangan sosio-emosional lansia, namun begitu pula sebaliknya jika lingkungan keluarga dan sosial menolaknya atau tidak memberikan ruang hidup atau ruang interaksi bagi mereka maka tentunya memberikan dampak negatif bagi kelangsungan hidup lansia.
Menurut teori aktivitas (activity theory), semakin orang dewasa lanjut aktif dan terlibat, semakin kecil kemungkinan mereka menjadi renta dan semakin besar kemngkinan mereka merasa puas dengan kehidupannya. Dalam hal ini penting bagi para dewasa lanjut untuk menemukan peran-peran pengganti untuk tetap menjaga keaktifan mereka dan keterlibatan mereka didalam aktivitas kemasyarakatan. Dengan adanya aktivitas pengganti ini maka dapat menghindari individu dari perasaan tidak berguna, tersisihkan, yang membuat mereka menarik diri dari lingkungan.
Dalam teori rekonstruksi gangguan sosial (social breakdown-reconstruction theory) (Kuypers & Bengston, 1973) menyatakan bahwa penuaan dikembangkan melalui fungsi psikologis negative yang dibawa oleh pandangan-pandangan negatif tentang dunia sosial dari orang-orang dewasa lanjut dan tidak memadainya penyediaan layanan untuk mereka. Rekonstruksial dapat terjadi dengan merubah pandangan dunia sosial dari orang-orang dewasa lanjut dan dengan menyediakan sistem-sistem yang mendukung mereka. Ketersediaan layanan bagi dewasa lanjut dapat mengubah pandangan mereka mengeanai lingkungan sosialnya. Mereka akan tetap mampu untuk berperan aktif dengan layanan yang ada dan juga mereka akan mengubah pandangan dunia sosial yang negatif dan meniadakan pemberian label sebagai seseorang yang tidak mampu (incompetent). Dorongan untuk berpartisipasi aktif orang-orang dewasa lajut di masyarakat dapat meningkatkan kepuasan hidup dan perasaan positif mereka terhadap dirinya sendiri.
II. GANGGUAN PSIKOLOGIS PADA MASA TUA
a. Gangguan persepsi
b. Proses berpikir
c. Gangguan Sensorik dan kognitif
d. Gangguan Kesadaran
e. Gangguan Orientasi
Gangguan orientasi terhadap waktu, tempat dan orang berhubungan dengan gangguan kognisi. Gangguan orientasi sering ditemukan pada gangguan kognitif, gangguan kecemasan, gangguan buatan, gangguan konversi dan gangguan kepribadian, terutama selam periode stres fisik atau lingkungan yang tidak mendukung. Pemeriksa dilakukan dengan dua cara: Apakah penderita mengenali namanya sendiri dan apakah juga mengetahui tanggal, tahun, bulan dan hari.
f. Gangguan Daya ingat
g. Gangguan Fungsi intelektual
Didalam buku “Psikologi Agama” yang ditulis oleh Bambang Syamsul Arifin, mengatakan bahwa manusia dari masa ke masa selalu bergerak melakukan kegiatan untuk meraih harapan kesempurnaan dalam hidup dan terhindar dari kekawatiran mereka, hal demikian tentu juga masih dirasakan oleh golongan orang-orang lanjut usia.
IMPLIKASI DALAM DUNIA PENDIDIKAN
Proses pendidikan berlangsung secara terus menerus seumur hidup. Proses belajar juga berlangsung sepanjang hidup manusia (lifelong learning). Implementasi dalam program pendidikan sepanjang hidup melibatkan berbagai pertimbangan seperti filosofis, ekonomik, dan teknik pelaksanaan. Dari segi teknik pelaksanaan, bersumber dari hasil penelitian tentang belajar dan ingatan pada lanjut usia Lenher & Hultsch (1983. 463) yang mengusulkan beberapa hal sebagai berikut:
1.
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai meninggal, yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun.
Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain.
Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.
B. Saran Dan Kritik
Dalam berusaha melengkapi makalah ini, tentu ada sesuatu yang kurang dan kami sebagai penulis baik dari pembahasan ataupun dari segi tulisan menyadari akan hal demikian. Maka dari itu kami akan berusaha lebih baik dengan selalu mengedapankan sumber-sumber yang lebih layak sebagai reverensi. Kami sangatlah mengharapkan masukan baik berupa kritik ataupun saran sehingga dapat menjadi sebuah instropeksi dari karya kami juga sebagai semangat dan landasan baru untuk terus berinovasi dalam berkarya.
http://mnhmotivator.blogspot.com/2011/06/psikologi-perkembangan-masa-tua.html
PERBEDAAN IDEOLOGI PANCASILA DENGAN IDEOLOGI BESAR LAINNYA DI DUNIA
A. Latar Belakang Masalah
Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk. Mengapa begitu besar pengaruh Pancasila terhadap bangsa dan negara Indonesia? Kondisi ini dapat terjadi karena perjalanan sejarah dan kompleksitas keberadaan bangsa Indonesia seperti keragaman suku, agama, bahasa daerah, pulau, adat istiadat, kebiasaan budaya, serta warna kulit jauh berbeda satu sama lain tetapi mutlak harus dipersatukan.
Sejarah Pancasila adalah bagian dari sejarah inti negara Indonesia. Sehingga tidak heran bagi sebagian rakyat Indonesia, Pancasila dianggap sebagai sesuatu yang sakral yang harus kita hafalkan dan mematuhi apa yang diatur di dalamnya. Ada pula sebagian pihak yang sudah hampir tidak mempedulikan lagi semua aturan-aturan yang dimiliki oleh Pancasila. Namun, di lain pihak muncul orang-orang yang tidak sepihak atau menolak akan adanya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
Mungkin kita masih ingat dengan kasus kudeta Partai Komunis Indonesia yang menginginkan mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi Komunis. Juga kasus kudeta DI/TII yang ingin memisahkan diri dari Indonesia dan mendirikan sebuah negara Islam. Atau kasus yang masih hangat di telinga kita masalah pemberontakan tentara GAM.
Jika kita melihat semua kejadian di atas, kejadian-kejadian itu bersumber pada perbedaan dan ketidakcocokan ideologi Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia dengan ideologi yang mereka anut. Dengan kata lain mereka yang melakukan kudeta atas dasar keyakinan akan prinsip yang mereka anut adalah yang paling baik,
Masalah pokok yang hendak dikemukakan di sini adalah kenyataan bahwa Pancasila tidak merupakan paham yang lengkap, juga tidak merupakan kesatuan yang bulat. Kelengkapannya bergantung pada pemikiran lain yang dijabarkan ke dalam Pancasila; dan kesatuan bulatnya juga demikian. Dalam rangka ini, paham agama bisa pula masuk.
B. Tujuan dan Kegunaan Penulisan Masalah
1. Tujuan Penulisan Makalah
a. Untuk mengetahui sejauh mana Pancasila cocok dengan kepribadian bangsa Indonesia
b. Untuk mengetahui arti penting dari adanya Pancasila di negara Indonesia.
c. Untuk mengetahui berbagai macam ideologi yang ada sebelum Orde Baru.
2. Kegunaan Penulisan Masalah
a. Bagi Penulis
Penulisan makalah ini disusun sebagai salah satu pemenuhan tugas terstruktur dari mata kuliah Pancasila.
b. Bagi pihak lain
Makalah ini diharapkan dapat menambah referensi pustaka yang berhubungan antara Pancasila dengan Ideologi lainnya.
C. Perumusan Masalah
1. Apa pengertian ideologi Pancasila?
2. Apa bedanya antara ideologi Pancasila dengan ideologi Sosialis, Komunis dan Liberal ?
A. Pengertian Ideologi Pancasila
Sekarang ini bangsa Indonesia telah menikmati kemerdekaan selama kurang lebih 64 tahun. Untuk mendapatkan kemerdekaan tersebut banyak hal dan usaha-usaha yang telah dilakukan oleh para tokoh kemerdekaan kita. Dan setelah merebut kekuasaan dan menjadikan bangsa Indonesia ini bebas dari belenggu perbudakan dari para imperalisme muncullah masalah baru yang sama rumitnya, yaitu menyusun dasar negara.
Menyusun atau membuat suatu dasar negara bukanlah hal yang sepele. Hal itu karena dasar negara atau yang sering disebut juga ideologi merupakan paham atau patokan utama yang digunakan untuk mengatur kehidupan bangsa itu sendiri untuk selamanya. Oleh karena itu, untuk menyusunnya para tokoh cendekiawan pembangun bangsa harus mempertimbangkan seluruh aspek kehidupan rakyat Indonesia sehingga nantinya tidak ada satupun dari anggota negara kita ini yang nantinya teraniaya oleh peraturan, kebijakan, dan hal-hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan.
Suatu dasar negara atau ideologi sangatlah penting dan sangat vital bagi Negara tersebut. Ideologi adalah sistem gagasan yang mempelajari keyakinan-keyakinan dan hal-hal ideal filosofis, ekonomis, politis dan sosial. Karena ideologi itu akan menjadi arah suatu negara berjalan dan mengambil keputusan dalam kaitannya dalam kehidupan warga negara dan kehidupan internasional historis pembentukan Pancasila.
Pancasila sebagai sumber dasar filsafah serta ideologi bangsa dan negara Indonesia tidak terbentuk sertamerta dan mendadak dan diciptakan oleh seseorang begitu sajaberdasarkan pertimbangan dan pemikirannya sendiri seperti yang terjadi pada ideologi-ideologi lain yang berlaku di negara lain di dunia. Pancasila dibuat dan diciptakan dari kesepakatan beberapa tokoh nasional pemerjuang kemerdekaan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Seluruh aspek kehidupan masyarakat Indonesia dijadikan suatu tinjauan dalam pembentukan pancasila. Hal itu dikarenakan Pancasila merupakan suatu sumber negara ataupun suatu sumber nilai yang nantinya akan dianut oleh segenap rakyat Indonesia dalam menjalani kehidupannya dan juga sebagai barometer dalam penyelenggaraan pemerintahan tidak terkecuali dalam bergaul dengan dunia internasional. Sehingga dalam pembentukannya Pancasila harus mencerminkan kehidupan seluruh bangsa Indonesia.
Selain sebagai dasar negara Indonesia, Pancasila juga memiliki kedudukan sebagai pandangan hidup dan ideologi nasional Indonesia. Kedudukan dan fungsi pancasila dapat dibagi sebagai berikut:
1. Sebagai sebuah pandangan hidup bangsa Indonesia, maka rumusan isi pancasila sudah mencerminkan apa yang menjadi jiwa bangsa dan kepribadian hidup bangsa Indonesia.
2. Sebagai sebuah ideologi dalam ketetapan MPR RI no VVIII/MPR/1998 Pasal I, menyatakan bahwa Pancasila sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 adalah dasar NKRI yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara.
3. Sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(sumber: Kaelan, MS, 2003)
B. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Besar Lainnya di dunia.
Pada awalnya secara kausalitas bersumber dari nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yaitu adat istiadat ,serta dalam agama-agama bangsa Indonesia sebagai pandangan hidup bangsa. Oleh karena itu, nilai-nilai Pancasila berasal dari nilai-nilai pandangan hidup bangsa telah diyakini kebenarannya kemudian diangkat oleh bangsa Indonesia sebagai dasar filsafat negara dan kemudian menjadi ideologi bangsa dan negara. Oleh karena itu, ideologi Pancasila, ada pada kehidupan bangsa dan terlekat pada kelangsungan hidup bangsa dalam rangka bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.
Sebelum era reformasi di tanah air kita ,dalam proses perjuangan MELAWAN kolonialisme terjadi penyerapan berbagai wawasan ideologi lain yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila yang telah disepakati para pemimpin gerakan kebangsaan Indonesia. Berbagai ideologi yang ada sebelum Orde Baru, antara lain sebagai berikut:
1. Ideologi Sosialis sebagai ideologi, telah lama berkembang sejak ratusan tahun yang lalu. Sosialisme sendiri berasal dari bahasa Latin yakni socius (teman). Jadi sosialis merujuk kepada pengaturan atas dasar prinsip pengendalian modal, produksi dan kekayaan oleh kelompok.
Istilah sosialisme pertama kali dipakai di Perancis pada tahun 1831 dalam sebuah artikel tanpa judul oleh Alexander Vinet. Pada masa ini istilah sosialisme digunakan untuk pembedaan dengan indvidualisme, terutama oleh pengikut-pengikut Saint-Simon, bapak pendiri sosialisme Perancis. Saint-Simon lah yang menganjurkan pembaruan pemerintahan yang bermaksud mengembalikan harmoni pada masyarakat
2. Ideologi Komunis -Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia. Komunisme sebagai anti kapitalisme menggunakan sistem sosialisme sebagai alat kekuasaan sebagai Prinsip semua adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat secara merata.yang paling utama pula Komunis sangat membatasi demokrasi pada rakyatnya sehingga Komunis juga disebut anti liberalisme.Parahnya Komunis sangat membatasi agama pada rakyatnya, dengan prinsip agama dianggap candu yang membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran yang rasional dan nyata. Ideologi Komunis bersifat absolutisasi dan determinisme, karena memberi perhatian yang sangat besar kepada kolektivitas atau masyarakat, kebebasan individu, hak milik pribadi tidak diberi tempat dalam Negara Komunis. Manusia dianggap sebagai “sekrup” dalam sebuah kolektivitas.
3. Ideologi Liberal Ajaran liberal bertitik tolak dari paham individualisme (perorangan) yang mendasarkan hak dan kebebasan individu, yang melekat pada manusia sejak lahir dan tidak dapat di ganggu siapapuun. Paham liberalisme tidak sesuai dengan pancasila yang memandang manusia sebagai makhluk pribadi dan sekaligus makhluk sosial, sehingga dalam kehidupan bermasyarakat wajib menyelaraskan kepentingan pribadinya dengan kewajibannnya terhadap masyarakat. Pancasila adalah paham integralistik atau kekeluargaan sehingga menolak individualisme.
4. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memiliki berbagai perbedaan dengan sistem ideologi liberal dan komunis. Pancasila mengakui dan melindungi baik hak individu maupun masyarakat baik dibidang ekonomi maupun dibidang politik. Dengan demikian ideologi kita mengakui secara selaras baik kolektif maupun individualisme. Demokrasi yang dikembangkan bukan semata politik seperti ideologi komunis tapi juga ekonomi dalam sistem liberal dasar perekonomian bukan usaha bersama dan kekeluargaan namun kebebasan individu untuk berusaha sedangkan dalam sistem komunis negara yang mendominasi bukan warga negara.
(sumber: www.google.com perbedaan pancasila dengan Ideologi lainnya)
A. Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang, pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Ideologi Pancasila yang merupakan ideologi negara dan dasar negara, mempumyai kedudukan penting dalam kehidupan bangsa Indonesia. Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan dasar bagi semua peraturan perundang-undangan Negara Republik Indonesia. Selain itu, Pancasila menjadi dasar bagi perilaku aparatur negara dan pemerintah Indonesia. Sebagai sarana persatuan bangsa Indonesia, Pancasila berfungsi sebagai pengikat seluruh bangsa dalam bidang ideologi politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan 230 juta penduduk Indonesia. Fungsi Pancasila yang demikian, menyebabkan bangsa Indonesia memerlukan keberadaan ideologi ini demi kelangsungan hidup bangsa dan negara kesatuan republik Indonesia.
Ideologi asing seperti Liberalis, Komunis, Sosialis tidak cocok diterapkan di Indonesia karena bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
B. Saran
Untuk mengembangkan nilai-nilai Pancasila, diperlukan usaha yang cukup keras. Salah satunya kita harus memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Selain itu, kita juga harus mempunyai kemauan yang keras guna mewujudkan negara Indonesia yang aman, makmur dan nyaman bagi setiap orang yang berada di dalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
Nopirin. 1980. Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila, Cet. 9. Jakarta: Pancoran Tujuh
Salam, H. Burhanuddin, 1998. Filsafat Pancasilaisme. Jakarta: Rineka Cipta
Kaelan, MS, 2003, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta: Paradigma
www.google.com perbedaan pancasila dengan Ideologi lainnya, ( diakses pada hari Minggu, 3 Oktober 2010 pukul 09: 45 : 30 )
Senin, 04 Juni 2012
ETIKA PENDIDIKAN
Etika menurut Franz Magnis Suseno (1989) adalah pemikiran sistematis tentang moralitas, dimana yang dihasilkannya secara langsung bukan kebaikan, melainkan suatu pengertian yang leih mendasar dan kritis. Etika pada hakikatnya mengamati realitas moral secara kritis, tidak memberikan ajaran, melainkan memeriksa kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai, norma-norma, dan pandangan-pandangan moral secara kritis. Etika bisa memiliki banyak arti dan tentu saja arti tersebut saling erkaitan, yaitu : etika bisa dijelaskan sebagai cara pandang manusia atau sekelompok manusia terhadap dua hal yaitu aik dan buruk; etika merupakan ilmu dalam mempertimbangkan perbuatan manusia, sehingga bisa dinilai baik atau buruknya; etika adalah ilmu untuk mengkaji berbagai norma yang ada dalam masyarakat; dan etika merupakan pegangan nilai yang universal atau umum bagi suatu masyarakat. Pada dasarnya etika dibedakan dalam tiga pengertian pokok, yaitu:
a) ilmu tentang apa yang baik dan kewajiban moral, b) kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak atau perilaku menggambarkan nilai etis dan moralitas, c) nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tika adalah niilai-nilai atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Etika : ilmu yang mencari orientasi
Salah satu kebutuhan manusia yang paling fundamental adalah orientasi. Sebelum kita dapat melakukan sesuatu apapun kita harus mencari orientasi dulu. Kita harus tahu dimana kita berada, dan kearah mana kita harus bergerak untuk memulai tujuan kita. Tanpa orientasi kita tidak tidak tahu arah dan merasa terancam. Etika juga bisa membantu kita untuk mencari orientasi, dengan Tujuan agar kita tidak hidup dengan cara ikut-ikutan saja terhadap beragai pihak yang menetapkan bagaimana kita harus hidup, melainkan agar kita dapat mengerti sendiri mengapa kita harus bersikap.
Etika dan ajaran moral
Sumber langsung ajaran moral bagi kita adalah berbagai orang dalam kedudukan yang berwenang, seperti orang tua dan guru, pemuka masyarakat dan agama, adapun sumber dasar ajaran-ajaran itu adalah tradisi dan adat istiadat, ajaran agama-agama atau ideologi-ideologi tertentu.
Etika bukan suatu sumber tambahan bagi ajaran moral, melainkan filsafat atau pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Etika adalah sebuah ilmu, bukan sebuah ajaran. Etika dan ajaran moral tidak berada ditingkat yang sama. Jadi etika kurang dan lebih dari ajaran moral. Kurang karena etika tidak berwenang untuk menetapkan, apa yang boleh kita lakukan dan apa yang tidak. Wewenang itu di klaim oleh berbagai pihak yang memberikan ajaran moral. Lebih, karena etika berusaha untuk mengerti mengapa atau atas dasar apa kita harus hidup menurut norma – norma tertentu.
Guna etika
Setiap orang perlu bermoralitas, tetapi tidak setiap orang perlu beretika, karena etika adalah pemikiran sistematis tentang moralitas. Yang dihasilkannya secara langsung bukan kebaikan melainkan suatu pengertian yang lebih mendasar dan kritis.
Ada empat alasan mengapa etika pada zaman kita semakin perlu :
• Pertama, kita hidup dalam masyarakat yang semakin pluralistik juga dalam bidang moralitas. Setiap hari kita bertemu orang – orang dari suku, daerah, dan agama yang berbeda – beda. Kesatuan tatanan normatif sudah tidak ada lagi.
• Kedua, kita hidup dalam masa transformasi masyarakat yang tanpa tanding. Perubahan itu terjadi di bawah hantaman kekuatan yang mengenai semua segi kehidupan kita, yaitu gelombang modernisasi.
• Ketiga, tidak mengherankan bahwa proses perubahan sosial budaya dan moral yang kita alami ini dipergunakan oleh berbagai pihak untuk menawarkan ideologi – ideologi mereka sebagai obat penyelamat. Etika dapat membuat kita sanggup untuk menghadapi ideologi – ideologi itu dengan kritis dan obyektif dan untuk membentuk penilaian sendiri, agar kita tidak terlalu mudah terpancing emosi.
• Keempat, etika juga diperlukan oleh kaum agama yang di satu pihak menentukan dasar kemaantapan mereka dalam iman keercayaan mereka, dilain pihak sekaligus mau berpartisipasi dengan tidak menutup diri dalam semua dimensi kehidupan masyarakat yang sedang berubah.
Metode etika
Ada suatu cara pendekatan yang dituntut dalam semua semua aliran yang pantas disebut etika, ialah pendekatan kritis. Etika paada hakikatnya mengamati realitas moral secara kritis. Etika menuntut pertanggung jawaban dan mau menyingkapkan kerancuan. Etika tidak membiarkan pendapat – pendapat moral begitu saja melainkan menuntut agar pendapat – pendapat moral dikemukakan pertanggungjawaban. Etika berusaha untuk menjernihkan permasalahan moral.
Etika pendidikan
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Untuk mencapai cita-cita luhur tersebut, pemerintah dan masyarakat telah melakukan berbagai usaha dalam peningkatan kualitas pendidikan yang tentu saja sebagian dari peningkatan kualitas itu sudah kita rasakan bersama namun masih kurang optimal.
Dalam sejarah pendidikan Indonesia, pola serta metode yang dijalankan umumnya menganut serta mengadopsi akar budaya bangsa kita yakni mengedepankan output anak didik yang sopan santun, pintar, berkhlak yang disebut juga etika. Tapi kenyataannya kita dihadapkan pada pergeseran nilai yang menggamarkan adanya pandangan yang berbeda tentang nilai-nilai yang dianut oleh generasi sebelumnya dengan generasi penerusnya.
SUMBER :
Magnis Suseno, Frans. 1987. “Etika Dasar”. Yogyakarta: Kanisius
Selasa, 29 Mei 2012
Cerita dan Lagu Anak Islam
Aku Pasti Bisa
Bahaya Merokok
Merokok dapat membunuh anda dan anak-anak anda hidup-hidup !! BERHENTI MEROKOK MULAI HARI INI !!!!!!!!
Budaya SUKU BATAK
SEJARAH
Kerajaan Batak didirikan oleh seorang Raja dalam negeri Toba sila-silahi (silalahi) lua’ Baligi (Luat Balige), kampung Parsoluhan, suku Pohan. Raja yang bersangkutan adalah Raja Kesaktian yang bernama Alang Pardoksi (Pardosi). Masa kejayaan kerajaan Batak dipimpin oleh raja yang bernama. Sultan Maharaja Bongsu pada tahun 1054 Hijriyah berhasil memakmurkan negerinya dengan berbagai kebijakan politiknya.
DESKRIPSI LOKASI
Suku bangsa Batak dari Pulau Sumatra Utara. Daerah asal kediaman orang Batak dikenal dengan Daratan Tinggi Karo, Kangkat Hulu, Deli Hulu, Serdang Hulu, Simalungun, Toba, Mandailing dan Tapanuli Tengah. Daerah ini dilalui oleh rangkaian Bukit Barisan di daerah Sumatra Utara dan terdapat sebuah danau besar dengan nama Danau Toba yang menjadi orang Batak. Dilihat dari wilayah administrative, mereka mendiami wilayah beberapa Kabupaten atau bagaian dari wilayah Sumatra Utara. Yaitu Kabupaten Karo, Simalungun, Dairi, Tapanuli Utara, dan Asahan.
UNSUR BUDAYA
A. Bahasa
Dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari, orang Batak menggunakan beberapa logat, ialah: (1)Logat Karo yang dipakai oleh orang Karo; (2) Logat Pakpak yang dipakai oleh Pakpak; (3) Logat Simalungun yang dipakai oleh Simalungun; (4) Logat Toba yang dipakai oleh orang Toba, Angkola dan Mandailing.
B. Pengetahuan
Orang Batak juga mengenal sistem gotong-royong kuno dalam hal bercocok tanam. Dalam bahasa Karo aktivitas itu disebut Raron, sedangkan dalam bahasa Toba hal itu disebut Marsiurupan. Sekelompok orang tetangga atau kerabat dekat bersama-sama mengerjakan tanah dan masing-masing anggota secara bergiliran. Raron itu merupakan satu pranata yang keanggotaannya sangat sukarela dan lamanya berdiri tergantung kepada persetujuan pesertanya.
C. Teknologi
Masyarakat Batak telah mengenal dan mempergunakan alat-alat sederhana yang dipergunakan untuk bercocok tanam dalam kehidupannya. Seperti cangkul, bajak (tenggala dalam bahasa Karo), tongkat tunggal (engkol dalam bahasa Karo), sabit (sabi-sabi) atau ani-ani. Masyarakat Batak juga memiliki senjata tradisional yaitu, piso surit (sejenis belati), piso gajah dompak (sebilah keris yang panjang), hujur (sejenis tombak), podang (sejenis pedang panjang). Unsur teknologi lainnya yaitukain ulos yang merupakan kain tenunan yang mempunyai banyak fungsi dalam kehidupan adat Batak.
D. Organisasi Sosial
a. Perkawinan
Pada tradisi suku Batak seseorang hanya bisa menikah dengan orang Batak yang berbeda klan sehingga jika ada yang menikah dia harus mencari pasangan hidup dari marga lain selain marganya. Apabila yang menikah adalah seseorang yang bukan dari suku Batak maka dia harus diadopsi oleh salah satu marga Batak (berbeda klan). Acara tersebut dilanjutkan dengan prosesi perkawinan yang dilakukan di gereja karena mayoritas penduduk Batak beragama Kristen.
Untuk mahar perkawinan-saudara mempelai wanita yang sudah menikah.
b. Kekerabatan
Kelompok kekerabatan suku bangsa Batak berdiam di daerah pedesaan yang disebut Huta atau Kuta menurut istilah Karo. Biasanya satu Huta didiami oleh keluarga dari satu marga.Ada pula kelompok kerabat yang disebut marga taneh yaitu kelompok pariteral keturunan pendiri dari Kuta. Marga tersebut terikat oleh simbol-simbol tertentu misalnya nama marga. Klen kecil tadi merupakan kerabat patrilineal yang masih berdiam dalam satu kawasan. Sebaliknya klen besar yang anggotanya sdah banyak hidup tersebar sehingga tidak saling kenal tetapi mereka dapat mengenali anggotanya melalui nama marga yang selalu disertakan dibelakang nama kecilnya, Stratifikasi sosial orang Batak didasarkan pada empat prinsip yaitu : (a) perbedaan tigkat umur, (b) perbedaan pangkat dan jabatan, (c) perbedaan sifat keaslian dan (d) status kawin.
E. Mata Pencaharian
Pada umumnya masyarakat batak bercocok tanam padi di sawah dan ladang. Lahan didapat dari pembagian yang didasarkan marga. Setiap kelurga mandapat tanah tadi tetapi tidak boleh menjualnya. Selain tanah ulayat adapun tanah yang dimiliki perseorangan .
Perternakan juga salah satu mata pencaharian suku batak antara lain perternakan kerbau, sapi, babi, kambing, ayam, dan bebek. Penangkapan ikan dilakukan sebagian penduduk disekitar danau Toba.
Sektor kerajinan juga berkembang. Misalnya tenun, anyaman rotan, ukiran kayu, temmbikar, yang ada kaitanya dengan pariwisata.
F. Religi
Pada abad 19 agama islam masuk daerah penyebaranya meliputi batak selatan . Agama kristen masuk sekitar tahun 1863 dan penyebaranya meliputi batak utara. Walaupun d emikian banyak sekali masyarakat batak didaerah pedesaan yang masih mmpertahankan konsep asli religi pendduk batak. Orang batak mempunyai konsepsi bahwa alam semesta beserta isinya diciptakan oleh Debeta Mula Jadi Na Balon dan bertempat tinggal diatas langit dan mempunyai nama-nama sesuai dengan tugasnya dan kedudukanya . Debeta Mula Jadi Na Balon : bertempat tinggal dilangit dan merupakan maha pencipta; Siloan Na Balom: berkedudukan sebagai penguasa dunia mahluk halus. Dalam hubungannya dengan roh dan jiwa orang batak mengenal tiga konsep yaitu : Tondi: jiwa atau roh; Sahala : jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang; Begu : Tondinya orang yang sudah mati. Orang batak juga percaya akan kekuatan sakti dari jimat yang disebut Tongkal.
G. Kesenian
Seni Tari yaitu Tari Tor-tor (bersifat magis); Tari serampang dua belas (bersifat hiburan). Alat Musik tradisional : Gong; Saga-saga. Hasil kerajinan tenun dari suku batak adalah kain ulos. Kain ini selalu ditampilkan dalam upacara perkawinan, mendirikan rumah, upacara kematian, penyerahan harta warisan, menyambut tamu yang dihormati dan upacara menari Tor-tor. Kain adat sesuai dengan sistem keyakinan yang diwariskan nenek moyang .
NILAI BUDAYA
1. Kekerabatan
Nilai kekerabatan masyarakat Batak utamanya terwujud dalam pelaksanaan adat Dalian Na Talu, dimana seseorang harus mencari jodoh diluar kelompoknya, orang-orang dalam satu kelompok saling menyebut Sabutuha (bersaudara), untuk kelompok yang menerima gadis untuk diperistri disebut Hula-hula. Kelompok yang memberikan gadis disebut Boru.
2. Hagabeon
Nilai budaya yang bermakna harapan panjang umur, beranak, bercucu banyak, dan yang baik-baik.
3. Hamoraan
Nilai kehormatan suku Batak yang terletak pada keseimbangan aspek spiritual dan meterial.
4. Uhum dan ugari
Nilai uhum orang Batak tercermin pada kesungguhan dalam menegakkan keadilan sedangkan ugari terlihat dalam kesetiaan akan sebuah janji.
5. Pengayoman
Pengayoman wajib diberikan terhadap lingkungan masyarakat, tugas tersebut di emban oleh tiga unsur Dalihan Na Tolu.
6. Marsisarian
Suatu nilai yang berarti saling mengerti, menghargai, dan saling membantu.
ASPEK PEMBANGUNAN
Aspek pembangunan dari suku Batak yaitu masuknya sistem sekolah dan timbulnya kesempatan untuk memperoleh prestise social. Terjadinya jaringan hubungan kekerabatan yang berdasarkan adat dapat berjalan dengan baik. Adat itu sendiri bagi orang Batak adalah suci. Melupakan adat dianggap sangat berbahaya.
Pengakuan hubungan darah dan perkawinan memperkuat tali hubungan dalam kehidupan sehari-hari. Saling tolong menolong antara kerabat dalam dunia dagang dan dalam lapangan ditengah kehidupan kota modern umum terlihat dikalangan orang Batak. Keketatan jaringan kekerabatan yang mengelilingi mereka itulah yang memberi mereka keuletan yang luar biasa dalam menjawab berbagai tantangan dalam abad ini.
DAFTAR PUSTAKA :
- Hidayah, Zuliyani
- 1997 Ensiklopedia Suku Bangsa di Indonesia. Jakarta: LP3ES Koentjaraningrat
- 1971 Manusia dan kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan Melalatoa, M. Junus
- 1997 Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan
Teori belajar Orang Dewasa
Andragogi merupakan suatu proses pembelajaran dimana subyek utamanya adalah orang dewasa yang mempelajari suatu struktur pengalaman belajar. Dimana konteks utama dari andragogi yaitu orang dewasa, disini orang dewasa merupakan suatu jembatan yang menghubungkan antara mahasiswa PLS (Pendidikan Luar Sekolah) dengan ilmu Andragogi.
Pendidikan Luar Sekolah yang secara khusus menaungi pendidikan diluar pendidikan formal tentu setiap waktunya bersinggungan dengan orang dewasa yang menjadi subyek utama dari andragogi. Seperti tugas yang diberikan mengapa mahasiswa PLS sangat tertarik untuk mempelajari andragogi akan saya rangkai dalam sebuah tulisan tugas akhir yang sangat singkat.
PLS yang basic nya merupakan suatu pendidikan yang memfokuskan dengan segala macam perilaku orang dimulai sejak lahir hingga tua, membuat seorang mahasiswa PLS harus jeli dalam membuat suatu metode pelajaran yang dapat merangkul semua lapisan peserta didik. Karena suatu metode ajar sangat mempengaruhi terhadap rangsangan yang diterima oleh seorang peserta didik. Dimana seorang pendidik tidak dapat menerapkan metode pengajaran orang dewasa untuk anak usia dini. Dengan itu perlu pengetahuan tersendiri bagi mahasiswa PLS untuk mendalami ilmu andragogi ini.
Bukan hanya tuntutan bahwa seorang Mahasiswa PLS harus mempelajari ilmu andragogi, tetapi dibalik tuntutan itu ada segelintir point – pont menarik yang membuat saya kususnya sebagai seorang mahasiswa PLS mempelajari ilmu andraggogi. Dimana dapat diperinci sebagai berikut:
1. Pengalaman
Andragogi merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana orang dewasa belajar secara langsung dari pengalaman baik pengalamannya sendiri maupun pengalaman orang lain. Dengan mempelajari hal tersebut tentunya akan membuat mahasiswa PLS mempunyai nilai Tambah tersendiri setiap kali dia berhadapan dengan peserta didiknya (orang dewasa) dengan cara menggali dan bertanya bagaimna pengalaman hidup mereka selama ini. Atau bahkan memberikan suatu materi yang menceritakan tentang pengalaman si pendidik (mahasiswa PLS). karena pengalaman merupakan suatu hal yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan masa lalunya, dengan pengalaman seorang dapat mengambil sikap yang akan lebih matang untuk melangkah menghadapi suatu permmasalahan yang dapat dikatakan mirip atau serupa dengan apa yang pernah dialaminya. Orang dewasa dalam hidupnya mempunyai banyak pengalaman yang sangat beraneka. Dalam pendekatan proses andragogi, pengalaman orang dewasa justru dianggap sebagai sumber belajar yang sangat kaya. Pada proses andragogi, cara-cara yang ditempuh lebih bersifat diskusi kelompok, simulasi, permainan peran dan lain-lain. Dalam proses seperti itu, maka semua pengalaman peserta didik dapat didayagunakan sebagai sumber belajar.
2. Hubungan Timbal Balik
Dengan mempelajari andragogi mengingatkan pada pendapat seorang ahli bernama Ivan Illich dalam bukunya bebas dari belenggu sekolah “pendidikan harus punya unsur tukar keahlian”. Maksudnya serang yang ingin belajar mencari seorang lain yang mempunyai suatu keahlian yang dicarinya, tetapi tidak dengan langsung bertanya. Mereka harus mengadakan suatu hubungan dan kemudian saling bercerita tentang pengalamanhidupnya dan saling berbagi ilmu tentang itu. Selain seorang tesebut belajar sesuai dengan minatnya, orang tersebut juga memperoleh pengetahuan lain tentang pengalaman yang tidak didapatkan selama hidupnya.
3. Arah dan Tuntutan
Andragogi merupakan suatu proses belajar yang diarahkan sendiri, dimana kita secara terus – menerus dapat menilai kembali kebutuhan belajar yang timbul dari tuntutan situasi yang selalu berubah. Maksudnya seorang dewasa sudah bisa menentukan kemana dia akan membawa dirinya, apa yang akan di pelajarinya untuk mencapai keinginannya tersebut serta dia harus bisa membaca kebutuhan global yang semakin maju. Disinilah tugas pendidik untuk ikut mengarahkan dan memberikan saran yang berarti supaya peserta didik tidak mengambil keputusan yang akan merugikan dirinya.
Selain rincian diatas, dapat juga andragogi menarik untuk dipelajari karenakarakteristi yang dimiliki oleh para orang dewasa yaitu:
1.Orang dewasa mempunyai pengalaman-pengalaman yang berbeda-beda
2. Orang dewasa yang miskin mempunyai tendensi, merasa bahwa dia tidak dapat menentukan kehidupannya sendiri.
3. Orang dewasa lebih suka menerima saran-saran dari pada digurui
4. Orang dewasa lebih memberi perhatian pada hal-hal yang menarik bagi dia dan menjadi kebutuhannya
5. Orang dewasa lebih suka dihargai dari pada diberi hukuman atau disalahkan
6. Orang dewasa yang pernah mengalami putus sekolah, mempunyai kecendrungan untuk menilai lebih rendah kemampuan belajarnya
7. Apa yang biasa dilakukan orang dewasa, menunjukkan tahap pemahamannya
8. Orang dewasa secara sengaja mengulang hal yang sama
9. Orang dewasa suka diperlakukan dengan kesungguhan iktikad yang baik, adil dan masuk akal
10. Orang dewasa sudah belajar sejak kecil tentang cara mengatur hidupnya. Oleh karena itu ia lebih suka melakukan sendiri sebanyak mungkin
11. Orang dewasa menyenangi hal-hal yang praktis
12. Orang dewasa membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat akrab dan menjalon hubungan dekat dengan teman baru.
http://pls.unnes.ac.id/2011/contoh-artikel-2/
PAUD " MULTIPLE INTELLIGENCES "
MASA DEPAN KARYA PADA KECERDASAN MAJEMUK
Oleh Howard Gardner
Tugas ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu
Tugas Mata Kuliah Pendidikan Anak Usia Dini
Dosen : Dr. Puji Yanti Fauziah M. Pd
Disusun Oleh:
Rokhmatun Khasanah 10102241014
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011
MASA DEPAN KARYA PADA KECERDASAN MAJEMUK
Oleh Howard Gardner
Pendahuluan
Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk diperoleh anak-anak ataupun orang dewasa. Pendidikan menjadi salah satu modal bagi seseorang agar dapat berhasil dan mampu meraih kesuksesan dalam kehidupannya. Mengingat akan pentingnya pendidikan, maka pemerintah pun mencanangkan program wajib belajar 9 tahun, melakukan perubahan kurikulum untuk mencoba mengakomodasi kebutuhan siswa. Sarana untuk memperoleh pendidikan yang disediakan oleh pemerintah masih dirasakan sangat kurang dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat akan pendidikan.
Kendala bagi dunia pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas adalah masih banyaknya sekolah yang mempunyai pola pikir tradisional di dalam menjalankan proses belajarnya yaitu sekolah hanya menekankan pada kemampuan logika (matematika) dan bahasa. Dengan demikian sistem pendidikan nasional yang mengukur tingkat kecerdasan anak didik yang semata-mata hanya menekankan kemampuan logika dan bahasa perlu direvisi.
Teori Multiple Intelligences yang menyatakan bahwa kecerdasan meliputi delapan kemampuan intelektual. Teori tersebut didasarkan pada pemikiran bahwa kemampuan intelektual yang diukur melalui tes IQ sangatlah terbatas karena tes IQ hanya menekan pada kemampuan logika (matematika) dan bahasa. Teori Multiple Intelligences bertujuan untuk mentransformasikan sekolah agar kelak sekolah dapat mengakomodasi setiap siswa dengan berbagai macam pola pikirnya yang unik. Padahal setiap orang mempunyai cara yang unik untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapinya. Kecerdasan bukan hanya dilihat dari nilai yang diperoleh seseorang. Kecerdasan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat suatu masalah, lalu menyelesaikan masalah tersebut atau membuat sesuatu yang dapat berguna bagi orang lain.
Pembahasan
Mulanya, pemahaman tentang kecerdasan selama lebih kurang 100 tahun hanya terbelenggu pada kecerdasan otak (IQ) saja. Selama ini anak yang dikatakan pandai, bodoh, ideot, embisil dst semata-mata hanya dilihat dari kecerdasan otak. Setiap kecerdasan tersebut berkaitan dengan bekerjanya salah satu daerah dalam sistem otak manusia. Otak manusia memang sebuah anugerah Allah Swt yang tak ternilai. Roger Sperry menemukan fungsi di dua belahan otak. Jadi sebenarnya meski kita memiliki satu otak, tetapi ia memiliki bagian-bagian tersendiri. Otak kiri mengontrol kemampuan berbicara, pemikiran logis dan tubuh bagian kanan. Sedangkan otak kanan mengontrol penglihatan mengenai ruang atau tempat, pengenalan pola (atau susunan gambar atau warna), dan tubuh bagian kiri.
Walaupun masing-masing bagian mempunyai fungsi yang berbeda tetapi ia bekerja sama secara sinergi satu dengan yang lainnya. Aktivitas otak kiri berkaitan dengan angka-angka, kata-kata, struktur atau susunan, hal yang bersifat matematis dan ilmiah, hal yang bersifat linear, dan hal yang mempunyai pertimbangan secara analisis.
Aktivitas otak kanan berkaitan dengan gambar, bentuk, warna, irama, musik, imajinasi, kreativitas, orisinalitas, daya cipta, seni, dan pikiran secara menyeluruh. Oleh karena itu bila anak belajar dengan kedua sisi otaknya, maka akan membentuk sinergi dan lebih baik. (http: // belajar psikologi.com/)
Kecerdasan majemuk ini menjadi sangat strategis ketika diketahui bahwa masa paling potensial untuk mengembangkan fungsi otak manusia adalah sebelum usia 8 atau 9 tahun. Oleh karena itu, usia 0-8 atau 9 tahun ini disebut “the golden age”. Menurut penelitian, perkembangan otak manusia akan berhenti pada usia 12 tahun, dengan perincian: perkembangan dalam kandungan mencapai 25%, usia 0-9 tahun mencapai 90% dan pada usia 12 tahun memcapai 100%. Sementara itu, perkembangan intelektual seseorang (artinya aspek fungsional dari otak manusia untuk berpikir), akan berhenti pada usia 18 tahun, dengan perincian: sampai usia 4 tahun mencapai 50%, usia 8 tahun mencapai 80% dan usia 18 tahun mencapai 100%. Berdasar penelitian tersebut terlihat jelas bahwa masa paling pesat untuk pertumbuhan fisik maupun intelektual manusia adalah pada saat usia dini. Skala kecerdasan yang selama ini dipakai, ternyata memiliki banyak keterbatasan sehingga kurang dapat meramalkan kinerja yang sukses untuk masa depan seseorang.
Kecerdasan (Inteligensi) secara umum dipahami pada dua tingkat yakni : Kecerdasan sebagai suatu kemampuan untuk memahami informasi yang membentuk pengetahuan dan kesadaran. Kecerdasan sebagai kemampuan untuk memproses informasi sehingga masalah-masalah yang kita hadapi dapat dipecahkan (problem solved) dan dengan demikian pengetahuan pun bertambah. Jadi mudah dipahami bahwa kecerdasan adalah pemandu bagi kita untuk mencapai sasaran-sasaran kita secara efektif dan efisien.
Howard Gardner menetapkan syarat khusus yang harus dipenuhi oleh setiap kecerdasan agar dapat dimasukkan dalam teorinya, diantaranya adalah :
a. Setiap kecerdasan dapat dilambangkan
b. Setiap Kecerdasan mempunyai riwayat perkembangan
c. Setiap Kecerdasan rawan terhadap cacat akibat kerusakan atau cedera pada wilayah otak tertentu.
d. Setiap kecerdasan mempunyai keadaan akhir berdasar nilai budaya.
Inilah empat syarat yang diberikan oleh Howard Gardner, makanya teorinya berkembang dari 7 Kecerdasan (Linguistik, Logis-Matematis, Musik, Spatial-Visual, Kenestetik, Intrerpersonal dan intrapersonal) Menjadi 9 (tambahan 2 yaitu; Naturalis dan terbaru Eksistensialis). Berikut ini uraian singkat dari masing-masing kecerdasan, antara lain :
1. VERBAL / LINGUISTIC (Cerdas Kata/Word Smart). Kecerdasan linguistik-verbal berhubungan dengan kata-kata, baik lisan maupun tulisan. Biasanya anak dengan kecerdasan ini menonjol dalam membaca, menulis, bercerita, mengingat kata dan bahasa.
2. MATHEMATICAL / LOGICAL (Cerdas Logika Matematik / Logic Smart) Yaitu kecerdasan dalam mengolah angka atau menggunakan logika. Kecerdasan ini melibatkan sejumlah bagian pusat berpikir pada otak.
3. VISUAL / SPATIAL (Cerdas Gambar / Picture Smart) Kecerdasan visual adalah kemampuan untuk berpikir dalam bentuk visualisasi gambar dan mempunyai daya penglihatan yang tinggi.
4. BODILY / KINESTHETIC (Cerdas Tubuh / Body Smart) kemampuan menggunakan seluruh bagian-bagain tubuh untuk menyelesaikan masalah atau tentang kecerdasan fisik.
5. MUSICAL / RHYTHMIC (Cerdas Musik / Music Smart) Kecerdasan ini berhubungan dengan ritme, musik dan pendengaran.
6. INTRAPERSONAL (Cerdas Diri / Self Smart) Anak belajar melalui perasaan, nilai-nilai dan sikap.
7. INTERPERSONAL (Cerdas Bergaul / People Smart) Kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan berhubungan dengan orang lain.
8. NATURALIST (Cerdas Alam / Nature Smart) Kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk mengenali dan mengelompokkan berbagai flora fauna dan memahami berbagai gejala alam.
9. EXISTENTIAL (Cerdas Makna / Existence Smart) Kecerdasan eksistensial adalah kemampuan untuk menempatkan diri dalam jagat raya yang luas, jauh tak terhingga dan menghubungkannya dengan kehidupan selanjutnya (kematian). (http://panjiesantoso.wordpress.com)
Pengenalan terhadap ciri tiap jenis kecerdasan tersebut sangat penting, agar kita mengetahui jenis kecerdasan apa yang dominan pada anak kita, sehingga kita dapat mengarahkan kecerdasan tersebut dengan optimal sesuai minatnya. Biasanya, jenis kecerdasan yang dominan pada anak juga berbanding lurus dengan minatnya, sehingga jika hal ini dikembangkan dengan baik, anak akan tumbuh besar dengan cita-cita yang sesuai dengan bakat dan minatnya. Jangan sampai karena kita tidak jeli dalam mengenali jenis kecerdasan anak, akhirnya anak merasa dipaksa untuk menjadi ini dan itu di luar keinginannya. Seseorang individu tidak seharusnya mempunyai kekuatan yang sama dalam setiap bagian atau gabungan kecerdasan yang sama. Seseorang individu boleh memajukan setiap kecerdasan, walaupun hipotesis menunjukan kebanyakannyaaa akan lebih tersedia untuk maju dalam satu bagian berbanding dengan bagian yang lain. (gardner,2003)
Semua definisi mengenai kecerdasan dibentuk oleh waktu, tempat dan budaya. Definisi ini mungkin berbeda dari masyarakat yang satu ke masyarakat yang lain, bahwa dinamika di belakangnya yang dipengaruhi oleh matriks kekuatan yang sama. Antara lain : bidang pemikiran pengetahuan yang perlu untuk keberlangsungan budaya, seperti pertanian, sastra atau seni. Nilai yang ada dalam budaya, seperti penghormatan kepada orang yang lebih tua, tradisi ilmiah, atau kecenderungan pragmatik, dan sistem pendidikan yang mengatur dan memelihara berbagai individual.
(http: //www.wyethindonesia.com/)
Kecerdasan Manusia Dalam Perspektif Sosial
Ada dua sketsa tentang kecerdasan Manusia dalam Prespektif Sosial, antara lain:
a. Masyarakat Tradisional/Agraris
Masyarakat tradisional adalah masyarakat yang didalamnya sebagian besar populasi terlibat dalam memastikan pasokan makanan yang memadai. Memerlukan makanan dalam masyarakat ini pada umumnya amat besar memerlukan tenaga kerja. Jadi, sebagian besar orang harus berjuang keras dalam bidang-bidang seperti perikanan, pertanian, berburu, atau menggembala. Bidang pemikiran pengetahuan berkembang diseputar bentuk agama, mitos, musik, tarian, dan seni visual. Anak-anak juga harus disosialisasikan kedalam sistem nilai dari masyarakat, agamanya dan etiketnya, dan susunan sosialnya yang yang terakhir ini biasanya ditentukan oleh umur dan jenis kelamin.
Pada umumnya, anak-anak belajar nilai dan ketrampilan dari budaya mereka dengan mengamati apa yang dilakukan oleh orang dewasa dan kemudian menirukannya. Lingkungan anak-anak penuh peluang kehidupan nyata yang menerapkan ketrampilan yang mereka pelajari, dan dengan demikian ketrampilan ini menjadi praktek reguler. Sebenarnya praktek dari ketrampilan ini biasanya berbentuk tenaga kerja yang diandalkan masyarakat tersebut.
Dalam beberapa masyarakat, evolusi dari pekerjaan terampil dan menghargai keahlian menuntut bentuk belajar yang lebih terstruktur. Keahlian ini ditularkan kepada kaum muda terutama lewat sistem pemagangan. Pemagangan ini sering dikaitkan dengan pekerjaan yang biasanya dilakukan keluarga dan berada ditangan orang tua masing-masing. Seorang anak melaksanakan tugas kecil yang berkaitan dengan pekerjaan dan mengamati apa yang dilakukan oleh para ahli. Lewat praktek, pemagangan akan terampil dalam berbagai langkah yang detetapkan dengan baik untuk membuat produk akhir.
Dalam masyarakat tradisional, kecerdasan termasuk kemampuan mempertahankan ikatan sosial masyarakat. Dalam suatu masyarakat yang kemungkinan tergantung pada kerjasama dari banyak individual untuk keperluan mendasar seperti makanan dan tempat tinggal, masuk akal bahwa mereka dapat mengamankan kerjasama seperti itu akan dianggap cerdas. (gardner, 2003)
b. Masyarakat Industri
Berbeda dengan masyarakat tradisional, kemajuan masyarakat industri dalam ilmu pengetahuan dan teknologi bebas dan bahkan dipaksakan sebagian besar populasi untuk terlibat dalam tenaga kerja yang tidak berhubungan dengan produksi makanan. Masyarakat industri mengembangkan sejumlah besar pekerjaan yang berasal dari masyarakat itu sendiri dan menggunakan lebih lanjut pengetahuan teknologi. Misalnya, karyawan pabrik diperlukan untuk mengerjakan berbagai barang yang dibuat secara massal dan ilmuan serta insinyur dilatih untuk mengembangkan peralatan dan proses baru. Permintaan akan penemuan baru, disamping meningkatnya kompleksitas ekonomi berupa perdagangan, perbankan, dan distribusi, memerlukan kemampuan membaca-menulis dari sebagian besar masyarakat. Kemampuan membaca-menulis diperlukan untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan, matematika, dan kumpulan pengetahuan lainnya yang dihasilkan dalam masyarakat ini. Walaupun anak-anak terus belajar banyak dari orang yang lebih tua, orangtua dalam masyarakat industri jarang memberikan instruksi untuk pekerjaan anak-anak mereka di masa depan. Dalam masyarakat tradisional, pekerjaan sebagian besar diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sedangkan dalam masyarakat industri, orang tua mungkin bekerja diluar rumah, atau mereka tidak ingin atau mempunyai posisi untuk menginginkan anak-anak mereka mengikuti jejak mereka. Kaum muda dalam masyarakat industri memperoleh kemampuan baca-tulis dan belajar bidang pemikiran pengetahuan terutama lewat sekolah.
Bersekolah dalam masyarakat industri berbeda dalam tingkat kepentingan dari bersekolah dalam masyarakat tradisional. Dalam masyarakat tradisional, ditekankan untuk membentuk nilai inti dan sering sering diberi pedoman politik dari masyarakat sekitar. Oleh karena itu, apa yang dipelajari kaum muda disekolah membawa status dalam masyarakat yang lebih luas, bahkan sekalipun aktivitas mereka dipisahkan dari kegiatan perdagangan dan pertanian rutin masyarakat sehari-hari.
Perubahan dalam pengonsepan kecerdasan muncul seiring meningkatnya tuntutan kemampuan baca-tulis dan undang-undang mengenai sekolah. Sedangkan pada awalnya, gelar kehormatan seperti “cerdas” dan “bijaksana” diberikan kepada orang yang baik atau bermoral tidak perduli dengan tingkat orang yang bersangkutan, dalam masyarakat industri, kecil kemungkinan orang yang buta huruf memperoleh posisi sosial yang kuat atau berpengaruh.
Teori Kecerdasan baru
Konteks sosial yang diuraikan diatas menyatakan dua cara berbeda untuk menetapkan kecerdasan. Dalam masyarakat tradsional, kecerdasan dikaitkan dengan ketrampilan dalam hubungan antar pribadi, sedangkan dalam banyak masyarakat industri kecerdasan lebih berpusat pada kemampuan tingkat tinggi. Kedua definisi merupakan pertautan dengan masalah mempertahankan hidup budaya dalam masyarakat tradisional, mempertahankan kohesi masyarakat yang diperlukan, dan dalam masyarakat industri menyediakan cara untuk membentuk teknologi dan industri maju.
Bila kecerdasan dikonsepkan sebagai perwakilan dinamika antara kecenderungan individual dan kebutuhan serta nilai sosial (berlawanan dengan karakteristik dari individual), maka tampak bahwa realisasi potensial individual dan kebutuhan budaya yang disebutkan diatas terorganisasi dalam cara yang terbukti efektif untuk struktur sosial dan ekonomi dari masyarakat tertentu. Oleh karena itu, definisi kecerdasan terutama sebagai perwujudan dari keterlibatan antara dua komponen, antara lain : individual yang mampu menggunakan sederetan kompetensi dalam berbagai bidang pemikiran pengetahuan dan masyarakat yang memperkuat perkembangan individual lewat peluang yang mereka sediakan, lembaga yang mereka dukung, dan sistem nilai yang mereka promosikan. Kompetensi individual hanya mewakili satu aspek dari kecerdasan, kecerdasan juga memerlukan struktur dan lembaga sosial yang memungkinkan perkembangan dari kompetensi ini. Bersama dengan sikap baru mengenai kecerdasan, bentuk baru dari sekolah dan penilaian diperlukan untuk memperkuat kompetensi sebagian besar penduduknya.
Memberdayakan Kecerdasan dengan Penilaian Konstektual
Tes kecerdasan berfungsi sebagai jebakan tidak hanya untuk ahli teori, tetapi juga untuk para pendidik dan siswa. Daripada tes membangun yang tidak mengukur kecerdasan, tetapi bukanya cenderung memilah-milah individual dan berpotensi membatasi pertumbuhan mereka. Konsep mengenai status akhir orang dewasa membantu memfokuskan penilaian dan kemampuan yang relevan untuk mencapai peran orang dewasa yang signifikan dan memberikan penghargaan dalam masyarakat. Implikasi dari penilaian yang amat kontekstual untuk lembaga dan tugas membantu yang mengalami kesulitan belajar lebih segera dan langsung ketimbang soal diluar konteks. misalnya pengalaman dibimbing dalam bidang pemikiran pengetahuan seperti seni visual atau ilmu mekanika mungkin salah satu cara untuk bekerja secara dengan masalah sentral dan material dari suatu bidang.
Lingkungan penilaian harus mengikuti sejumlah hal yang diperlukan. Lingkungan itu harus emadukan kurikulum dan penilaian serta mengundang individual untuk menggunakan berbagai kompetensi yang dimiliknya dalam konteks melaksanakan proyek atau aktivitas yang berarti. Penilaian juga harus menyediakan sejumlah material yang secara intrinsik menarik dan memotivasi yang akan dapat dipakai dalam jangka panjang dan yang akan sensitif terhadap pebedaan individual. Material juga harus adil terhadap kecerdasan, artinya mampu dipergunakan kompetensi spesifik tanpa harus mengandalkan pada cara atau kemampuan linguistik atau logika sebagai perantara.
Kesimpulan
Kecerdasan sebagai kemampuan untuk memproses informasi sehingga masalah-masalah yang kita hadapi dapat dipecahkan (problem solved) dan dengan demikian pengetahuan pun bertambah. Jadi mudah dipahami bahwa kecerdasan adalah pemandu bagi kita untuk mencapai sasaran-sasaran kita secara efektif dan efisien. Kecerdasan merupakan suatu kemampuan untuk memahami informasi yang membentuk pengetahuan dan kesadaran. Tingkat kecerdasan (Intelegensi) ditentukan oleh bakat bawaan berdasarkan gen yang diturunkan dari orang tuanya. Dalam masa pertumbuhan, terutama pada periode emas dibawah usia 12 tahun, anak juga akan menjadi lebih impresif dalam memanfaatkan semua indera yang dimilikinya. Karena itu, anak menjadi lebih kuat sisi emosional, psikologis, dan imajinasi mereka. Bahkan lebih jauh lagi, sejumlah pakar menyebutkan, bermain peran membantu anak belajar bekerja sama, bergiliran.
Menurut Howard ada 9 teori kecerdasan, antara lain :
1. VERBAL / LINGUISTIC (Cerdas Kata/Word Smart)
2. MATHEMATICAL / LOGICAL (Cerdas Logika Matematik / Logic Smart)
3. VISUAL / SPATIAL (Cerdas Gambar / Picture Smart)
4. BODILY / KINESTHETIC (Cerdas Tubuh / Body Smart)
5. MUSICAL / RHYTHMIC (Cerdas Musik / Music Smart)
6. INTRAPERSONAL (Cerdas Diri / Self Smart)
7. INTERPERSONAL (Cerdas Bergaul / People Smart)
8. NATURALIST (Cerdas Alam / Nature Smart)
9. EXISTENTIAL (Cerdas Makna / Existence Smart)
Ciri-ciri keberbakatan seseorang adalah, kemampuan di atas rata-rata, kreativitas, pengikatan diri. Anak berbakat adalah mereka yang karena memiliki kemampuan yang unggul dan mampu memberikan prestasi yang tinggi. Bakat-bakat tersebut baik sebagai potensi maupun yang sudah terwujud meliputi :kemampuan intelektual umum, kemampuan berpikir kreatif-produktif, kemampuan dalam salah satu bidang seni, kemampuan psikomotor, kemampuan psikososial. Mengembangkan kecerdasan majemuk anak merupakan kunci utama untuk kesuksesan masa depan anak. Peran orang tua dalam memberikan latihan-latihan dan lingkungan yang mendukung jauh lebih penting dalam menentukan perkembangan kecerdasan seorang anak. Jenis kecerdasan yang dominan pada anak juga berbanding lurus dengan minatnya, sehingga jika hal ini dikembangkan dengan baik, anak akan tumbuh besar dengan cita-cita yang sesuai dengan bakat dan minatnya. Jangan sampai karena kita tidak jeli dalam mengenali jenis kecerdasan anak, akhirnya anak merasa dipaksa untuk menjadi ini dan itu di luar keinginannya.
Daftar Pustaka
Gardner, howard. Kecerdasan majemuk. Terjemahan oleh Drs. Alexander Sindoro. 2003. Batam: Interaksa
http: // belajar psikologi.com/multiple-intelegences-atau-kecerdasan-ganda/ diakses tanggal 20 Juli 2011. 19:05:00
http: //www.wyethindonesia.com/$$ multiple intelligences.html?menu_id=66& menu_item_id=4 diakses tanggal 20 Juli 2011. 19:05:34
http://panjiesantoso.wordpress.com/2010/05/13/multiple-intelligences-kecerdasan -menurut-howard-gardner-implementasinya-strategi-pengajaran-dikelas/ diakses tanggal 20 juli 2011. 20:10:15